Saturday, November 10, 2018

Mengurus Perpanjangan STNK 5 Tahunan di Jakarta


Pengalaman pribadi mengurus perpanjangan STNK 5 tahunan ini terjadi pada awal bulan November 2018 dengan lokasi di Polda Metro Jaya. Berikut adalah yang terjadi:
  1. Sehari sebelumnya cek secara online berapa pajak yang harus dibayarkan tahun ini, melalui link (diperlukan NIK KTP dan nomor mobil) http://samsat-pkb2.jakarta.go.id Sehingga uangnya bisa disiapkan terlebih dahulu, meskipun di lokasi juga banyak ATM bersama.
  2. Pada hari Sabtu sekitar pukul 09:30 memasuki wilayah Polda Metro Jaya di daerah SCBD/Gatot Subroto. Dari loket karcis parkir mobil ambil arah ke kanan menuju gedung layanan satu atap lalu belok kiri. Melaju terus melewati lokasi drive through hingga ada papan petunjuk lokasi cek fisik (belok ke kanan).
  3. Ikuti terus dan sampailah lokasi cek fisik. Sudah ada beberupa petugas di sana. Mereka menggunakan seragam khusus. Untuk biaya penggantian blanko cek fisik (dan mungkin jasa cek fisik) adalah Rp 10,000 yang langsung dibayar kepada petugas ybs. Blanko cek fisik ditaruh oleh petugas tersebut di dashboard mobil.   
  4. Parkirkan kendaraan (lumayan susah juga cari parkirnya) dan kembali ke lokasi semula dengan membawa blanko cek fisik tadi, BPKB asli, STNK asli dan KTP asli. Ada beberapa loket disana, serahkan ke salah satu loket (bisa ditanyakan ke petugas dan sampaikan saja tentang perpanjangan STNK 5 tahunan atau ganti plat nomor).
  5. Setelah diserahkan, tunggu beberapa saat dan petugas akan memanggil. Sambil verifikasi sebentar, berkas-berkas no. 4 di atas (plus rasanya ada formulir yang lain, maaf saya lupa) diserahkan.
  6. Lanjut ke gedung pelayanan satu atap, tidak jauh dari situ, dengan membawa seluruh berkas yang diberikan pada no. 5 di atas. Tidak ada map yang harus dibeli dan tidak ada dokumen yang perlu difotokopi
  7. Masuk ke gedung pelayanan satu atap dan menuju semacam meja resepsionis. Sebutkan maksud dan tujuannya dan diarahkan oleh petugas menuju lokasi e-form STNK
  8. Lokasi e-form berupa meja dengan beberapa komputer. Masukan nomor mobil dsb.. kemudian cetak e-form nya. Jika bingung sudah ada petugas juga yang standby disana dan siap membantu.
  9. Selanjutnya dengan e-form dan seluruh berkas yang ada menuju loket C. Kalau tidak salah petugas hanya mengambil STNK asli dan e-form. Dokumen lain dikembalikan. Tunggu barang beberapa saat dan petugas akan memanggil kembali dan menyerahkan copy STNK (baru).


  10. Pindah ke loket yang persis di sebelahnya (Bank DKI). Serahkan copy STNK (baru) dan melakukan pembayaran.
  11. Bergeser lagi ke loket penyerahan STNK yang persis disebelah loket Bank DKI (jadi layout loketnya sudah sistematis, hanya perlu bergeser ke kanan satu per satu). Tunggu disini sampai petugas memanggil
  12. Ketika nama dipanggil serahkan copy STNK (baru) yang sudah dicap oleh Bank DKI pada No. 11 di atas dan petugas akan memberikan STNK asli (baru) dan satu resi atau formulir (maaf saya lupa)
  13. Keluar dari gedung layanan satu atap (turun tangga) ke arah kiri menuju tempat pembuatan plat nomor baru
  14. Serahkan resi atau formulir pada No.12 di atas dan tunggu sampai petugas memanggil plat nomor mobil
  15. Seluruh rangkaian di atas selesai pada sekitar pukul 10:50 (sampai plat nomor yang baru ada di tangan)
Secara umum proses pengurusannya efisien, cepat dan mudah. Betul-betul luar biasa transformasi birokrasinya. Sungguh diluar dugaan yang sebelumnya dipikirkan prosesnya akan lama, panas, berbelit-belit dan membingungkan.

Sepanjang pengamatan dan pengalaman saya tidak ada jasa calo sama sekali.

Untuk pakaian yang penting sopan dan bercelana panjang.  Ada yang mencoba masuk dengan menggunakan celana pendek dan oleh petugas dilarang masuk. Saya menggunakan selop atau sepatu sandal dan sama sekali tidak ada masalah.

Sekalipun nyaman tapi pelayanannya tidak berarti sempurna. Yang paling urgent untuk diperbaiki adalah masalah perparkiran. Karena sulit sekali cari slot parkirnya.

Semoga bermanfaat.




Thursday, November 1, 2018

Ragam Ritus dalam Gereja Katolik

Ritus di dalam Gereja Katolik dapat terbagi dalam 3 kelompok besar yaitu

1. Ritus Latin (Roma)

2. Ritus Alexandria yang meliputi: Koptik, Ethiopia, Eritrea

3. Ritus Antiokhia yang meliputi:
 
  • Bizantium: Albania, Belarusia, Bulgaria, Kroasia/Serbia, Yunani, Hungaria, Italo-Albania, Makedonia, Melkite, Rumania, Rusia, Ruthenia, Slowakia, Ukraina,
  • Syria Timur: Khaldea, Syro-Malabar,
  • Syria Barat: Maronit, Syria, Syro-Malankara

(sumber: youtube channel "breaking the habbit")

Tuesday, August 28, 2018

Peringkat Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun 2018

Pada tanggal 18 Agustus 2018, Kemenristekdikti mengumumkan peringkat 100 perguruan tinggi Non-Vokasi di Indonesia dan berikut adalah 30 peringkat yang tertinggi

1. Institut Teknologi Bandung (3,57)

2. Universitas Gadjah Mada (3,54)

3. Institut Pertanian Bogor (3,41)

4. Universitas Indonesia (3,28)

5. Universitas Diponegoro (3,12)

6. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,10)

7. Universitas Airlangga (3,03)

8. Universitas Hasanuddin (2,99)

9. Universitas Padjadjaran (2,95)

10. Universitas Andalas (2,88)

11. Universitas Negeri Yogyakarta (2,83)

12. Universitas Brawijaya (2,82)

13. Universitas Pendidikan Indonesia (2,70)

14. Universitas Negeri Malang (2,61)

15. Universitas Sumatera Utara

16. Universitas Negeri Semarang

17. Universitas Sebelas Maret

18. Universitas Udayana

19. Universitas Negeri Jakarta

20. Universitas Negeri Makassar

21. Universitas Lampung

22. Universitas Jember

23. Universitas Jenderal Soedirman

24. Universitas Riau

25. Universitas Negeri Medan

26. Universitas Negeri Padang

27. Univertitas Negeri Surabaya

28. Universitas Syiah Kuala

29. Universitas Islam Indonesia (PT Swasta)

30. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (PT Swasta)

(sumber: situs laman ristekdikti)

Friday, May 25, 2018

Memperpanjang Paspor di Mal Layanan Publik DKI Jakarta

Pada Januari 2018 untuk pertamakalinya saya mengurus perpanjangan paspor tanpa agen.
Proses-nya diluar dugaaan ternyata sangat mudah, cepat dan nyaman. Benar2 transformasi luar biasa..

Pengurusan dimulai dari mengunduh aplikasi di android untuk mendapatkan slot antrian imigrasi. Saya sudah menjatuhkan pilihan ke kantor layanan imigrasi yang ada di mal layanan publik DKI yang berlokasi di Setiabudi (dekat Pasar Festival). Awal-nya susah sekali dapat slot kosong, karena ada kuota per hari. Setiap hari cek dan tidak ada slot yang tersedia. Ada yang menginformasikan untuk cek di Jumat sore namun tidak berhasil juga dapat slot-nya.

Sekitar pukul 18:00 hari Sabtu, iseng-iseng saya membuka aplikasi di handphone dan ternyata slot terbuka hingga 7 hari kedepan. Segera saja saya pilih hari dan lokasinya.

Pada hari yang sudah ditentukan saya mengambil nomor, naik ke lantai 2 dan menunggu di depan booth layahan imigrasi. Dokumen yang saya bawa lumayan banyak. Ada akta lahir, paspor lama, ijazah SMA dsb (meskipun di website sudah diinformasikan bahwa untuk perpanjangan yang diperlukan hanya KTP dan paspor lama)

Ternyata benar saja yang diperlukan hanya KTP dan paspor lama. Dokumen lain sama sekali tidak ditanyakan. Proses verifikasi data dan foto dilakukan bersamaaan. Resi dan informasi kapan pengambilan paspor disampaikan oleh petugas. Setelah itu saya membayar di Bank DKI yang ada di lantai 1. Setelah membayar tidak perlu lagi kembali ke lantai 2, langsung pulang saja

Secara keseluruhan dari mulai datang sampai dengan menyelesaikan pembayaran tidak sampai 1 jam. Ini gunanya sistem kuota karena antrian tidak berjubel.

Karena saya apply via kantor jakarta selatan, selanjutnya dapat tracking sudah sampai mana proses pembuatan paspornya melalui whatsapp (link http://jakartaselatan.imigrasi.go.id/index.php/item/444-fasilitas-wags-whatsapp-gateway-service)

Paspor dapat diambil/tersedia sesuai dengan yang disebutkan oleh petugas imigrasi pada mal layanan publik.

Selamat tinggal proses pembuatan paspor yang bertele-tele dan menyusahkan... Bravo kantor imigrasi indonesia.

Mengurus Visa Australia secara Online

Mengurus visa Australia yang dilakukan secara online ternyata sangat mudah, cepat dan efisien. Setidaknya apabila dibandingkan dengan pengalaman mengurus visa Schengen, UK atau USA.

Proses aplikasi dimulai dari membuat akun di https://online.immi.gov.au/lusc/login.
Setelah verifikasi, proses pengisian dapat mulai dilakukan. Ada 20 steps. Tidak harus diisi sekaligus. Sesempatnya saja karena ada menu save. Sewaktu-waktu dapat re-login dan dilanjutkan kembali.

Setelah step 20 akan muncul semacam halaman review. Kita baca sekali lagi seluruhnya, kalau ada yang salah masuk ke halaman yang salah tersebut dan edit lalu next next sampai step 20.

Dokumen termasuk foto yang disampaikan dalam bentuk soft file. Jadi di scan saja yang berwarna trus tinggal upload. Dokumen yang waktu itu saya sampaikan adalah:
- Foto terbaru latar belakang putih. Ukuran 45 X 35. (Ada ketentuan tentang berapa besar bagian kepala dalam foto tsb, diikutin saja)
- Paspor yang masih valid. (Karena paspor kami baru dan masih kosong, kami scan paspor yang lama berikut seluruh lembar yang ada cap masuk keluar plus visa dari negara2 yang sebelumnya pernah dikunjungi)
- KTP, Kartu Keluarga, kartu pelajar
- Akta lahir dan akta perkawinan (untuk anak yang < 18 tahun)
- Surat keterangan dari kantor (saya sampaikan juga scan business card)
- Rekening koran 3 bulan terakhir (saya tambahkan juga scan bukti kepemilikan properti)
- Tiket pesawat pulang-pergi
- Bukti akomodasi hotel (kami reservasi melalui booking.com, yang masih bisa dicancel tanpa dikenakan biaya)

Setelah semua dokumen yakin lengkap dan diunduh semua (unduh-nya juga sedikit2 tidak apa2, karena masih bisa re-login lagi) tekan next dan masuk ke pembayaran. Bahkan setelah submit pun masih bisa unduh dokumen tambahan, namun untuk yang ini saya tidak punya pengalaman.

Pembayaran dapat dilakukan menggunakan kartu kredit/paypal/lainnya (saya lupa). Biaya-nya sekitar 140an AUD per orang, ada surcharge untuk penggunaan kartu kredit. (Karena transaksi lebih dari Rp 1 juta, beberapa penerbit kartu kredit memungkinkan untuk diubah menjadi cicilan 3 bulan 0% dengan dikenakan biaya per transaksi)

Setelah dilakukan pembayaran, otomatis aplikasi kita terkirim dan terproses. Tidak beberapa akan muncul notifikasi perihal ini (bahwa aplikasi sudah diterima dan sedang diproses)

Tempo hari saya membayar dan mensubmit pada hari Selasa dan pada hari Jumat minggu yang sama (tidak sampai 7 hari kerja) visa-nya sudah terbit. Informasi penerbitan ini disampaikan melalui email dan bisa di download/dicetak.

Secara umum aplikasinya user friendly. Kalaupun ada keraguan tiap isian dilengkapi dengan tanda '?'. Tinggal di klik dan akan muncul penjelasan tentang isian apa/dokumen apa yang dimaksudkan.


Selamat mencoba..








Wednesday, February 7, 2018

Ranking of International Accounting Firm (2017)


Global Network
1. Deloitte (USD 38,800,000,000)
2. PWC (USD 37,680,000,000)
3. EY (USD 31,404,000,000)
4. KPMG (USD 26,400,000,000)
5. BDO (USD 8,313,800,000)
6. RSM (USD 5,095,500,000)
7. Grant Thornton (USD 5,004,700,000)
8. Crowe Horwarth (USD 3,813,500,000)
9. Nexia (USD 3,620,300,000)
10. Baker Tilly (USD 3,394,400,000)
11. Moore Stephens (USD 2,908,000,000)
12. HLB (USD 2,369,200,000)
13. Kreston (USD 2,261,700,000)
14. Mazars (USD 1,679,800,000)

Associations:
1. Praxity (USD 5,199,800,000)
2. LEA (USD 3,233,000,000)
3. GGI (USD 2,662,000,000)
4. Prime Global (USD 2,506,100,000)
5. Allinial Global (USD 2,504,900,000)
6. BKR International (USD 1,400,000,000)


(Source: International Accounting Bulletin, February 2018)

Friday, February 2, 2018

Mengunjungi Joint Security Area (JSA)/DMZ Panmunjeoum, Melintas Batas Korea Selatan & Korea Utara


Pada bulan Mei 2017, untuk pertama kalinya saya melakukan perjalanan ke Korea Selatan. Dalam perjalanan tersebut, salah satu tempat yang saya kunjungi adalah JSA/Demilitarized Zone (DMZ) Panmunjeom, tepat melintasnya perbatasan antara Korea Selatan & Korea Utara dan terkenal dengan gedung warna birunya. Di dalam gedung tersebut, saya dapat dengan bebas melintas bolak balik dari wilayah Selatan dan Utara-nya semenanjung Korea.

Tempat tersebut secara de facto masih dalam suasana perang dan sudah sekian lama masuk dalam daftar tempat yang saya harus kunjungi. Cukup was-was juga karena seringnya berita tentang percobaan peluncuran rudal yang berkepala nuklir dari pihak Korea Utara.

Berbekal informasi dari expat asal Korea Selatan yang ada di kantor (Mr Jung) serta referensi dari situs wikivoyage, saya memesan paket JSA tour pada www.walkinginkorea.com secara online. Sebagai informasi,
(1) JSA melintang sepanjang perbatasan Korea Selatan & Korea Utara. JSA Panmunjeom hanyalah salah satu tempat dari sekian banyak JSA. Dengan demikian ada beberapa pilihan paket tour JSA (1/2 hari atau 1 harian penuh).
(2) Mengunjungi JSA sepanjang saya tahu hanya dapat dilakukan secara group tour. Tempo hari saya diinformasikan hanya ada 4 tour yang secara resmi (dari Pemerintah Korea Selatan) yang diperkenankan untuk menyelenggarakan paket tour ini.
(3) Tips: Perhatikan jadwal hari libur dari paket tour tersebut, ikuti juga semua persyaratan yang sudah ditentukan (berpakaian, aturan pengambilan foto, larangan menyentuh dsb)
(4) Tour ini bisa dikatakan semacam international tour, dimana diikuti oleh wisatawan dari berbagai negara. WN Korea Selatan dan beberapa negara lainnya macam Afganistan, Lybia (as I remember) dilarang mengikuti tour ini.

Pilihan yang saya ambil adalah 1/2 hari tour, yaitu hanya JSA Panmunjeom dan paket ini sudah termasuk makan siang. Tempat berkumpul adalah di sebuah gedung, persis di sebelah Koreana Hotel sekitar pukul 09:00. Hotel tersebut dekat dengan monumen Raja Sejong (dan tidak terlalu jauh juga dari Istana Gyeongbokgung). Perjalanan menuju Hotel Koreana bisa dilakukan dengan MRT. Selesai tour, kita akan dikembalikan lagi ke lokasi awal (atau bisa juga minta berhenti di sekitarnya).

Cuaca cerah pada saat itu. Peserta tour sekitar 50 orang dan mayoritas orang bule. Hanya beberapa saja yang berwajah Asia. Selain tour guide, selama perjalanan kita didampingi juga oleh seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari Korea Utara. Wanita ini, yang meninggalkan anak dan suamainya di Utara, menceritakan kisah pelariannya yang panjang (melalui RRT, Laos, Kamboja, Thailand). Sepanjang perjalanan peserta tour juga diberikan kesempatan untuk bertanya kepada wanita tersebut tentang segala hal mengenai Korea Utara (bagaimana kehidupan di sana? pendidikan di sana? kehidupan beragamanya bagaimana, apakah dia menyesal melarikan diri dsb dsb).

Suasananya cukup menegangkan (setidaknya kondisi yang dibangunnya seperti itu). Melewati beberapa pos pemeriksaan yang diantaranya dilakukan pemeriksaan paspor. Adapun JSA ini berada di bawah pengawasan PBB, dan sepanjang dilokasi JSA peserta didampingi oleh tentara dari AS (sebaga tour guide).

Pada awalnya peserta dibawa ke semacam gedung teater. Diputarkan slide tentang sejarah JSA dan insiden2 yang pernah terjadi. Di satu komplek yang sama, ada toko sovenir yang menjual berbagai macam barang dari Korea Utara (termasuk wine, uang kertas, pin dsb dsb). Perjalanan kemudian dilanjutkan ke rumah biru yang tepat dilintasi batas antara Korea Selatan dan Utara. Rumah ini adalah zona netral tempat dilakukannya perundingan antara pihak Korea Selatan, Utara dan PBB. Di dalam rumah ini tidak ada lagi Utara dan Selatan. Kita bebas melintas namun dilarang menyentuh barang-barang (meja, kursi, mike) yang ada disitu. Peserta bebas berfoto, termasuk dengan penjaga. Kunjungan di dalam rumah ini tidak lama. Tidak sampai 15 menit.

Setelah kunjungan itu, peserta juga diajak mengunjugi lokasi yang lain (Imjingak Park) yang menjadi simbol reunifikasi antara Korea Selatan & Utara

Secara keseluruhan paket tour ini menjadi sesuatu yang bagi saya tidak terlupakan dan worth it.